Welcome to www.silvia-syahla.blogspot.com

Tips n Trik


adalah UI di uerutan ke-201 dan UGM di Urutan ke-291. Sedangkan secara nasional lima peringkat perguruan terbaik adalah:
1. Universitas Indonesia (UI)
2. Universitas Gajah Mada (UGM)
3. Institut Teknollogi Bandung (ITB)
4. Universitas Airlangga (Unair)
5. Institut Pertanian Bogor (IPB)

Melalui peringkat ini secara gamblang dapat diketahui bahwa lima universitas terbaik di indonesia yang diakui secara internasional seluruhnya merupakan universitas Negeri. Sehingga dapat dipahami Bahwa para calon mahasiswa juga berbondong-bondong menginginkan bisa kuliah disalahsatu dari kelima universitas terbaik tersebut.

!!! Tidak Ada Anak Bodoh, yang Ada Hanya Anak Malas

Ciri dari SNMPTN yang diselenggarakan setiap tahunnya adalah persaingan yang ketat.
Rasio jumlah pendaftar dengan jumlah kursi yang tersedia disetiap universitas semakin melebar.
Jumlah pendaftar semakin membludak sedangkan jumlah kursi yang tersedia selalu tetap dari tahun-ketahun. Sebagai ilustrasi, jumlah pendaftar SNMPTN pada tahun 2008 sebanyak 378.064 orang dari seluruh indonesia, sedangkan yang diterima sebanyak 83.490 orang. Jadi rasio pendaftar yang diterima hanya sekitar 20% saja. Sedangkan, seleksi mandiri yang dilaksanakan oleh setiap universitas juga tidak jauh berbeda porsinya.

siapkah kita menghadapi medan pertempuran ini?
Kalau kita lihat perbandingan antara pendaftardengan mahasiswa yang diterima secara kasar bisa dikatakan bahwa satu orang harus mengalahkan lima pesaingnya karena perbandingannya adalah 1:5, apakah benar begitu? tentu saja tidak!misalnya saja, pendaftaran untuk fakultas
psikologi adalah 500orang dan yang diterima 100 orang,kita tak bisa mengatakan bahwa orang yang harus kita kalahkan hanya lima orang, karena tiap orang memiliki karakteristik yang berbeda. Bisa jadi orang lebih rajin belajar atau sebaliknya lebih malas , tidak ada yang bisa memastikan. Jadi, yang benar adalah kita akan bersaing dengan 499 orang lainnya untuk mendapatkan ranking 100 teratas.

Setiap orang punyapeluang untuk bisa kuliah difakultas favorit yang ada di universitas favorit,misalnya kuliah di fakultas kedokteran (FK) UI. tentu sebagian besar
pendaftar menginginkan bisa kuliaah disana,namun secara tidak sadar kita sudah 'tahu diri" artinya bisa "mengukur" kemampuan sendiri. Mungkin saja kita ingat kalau nilai
pelajaran IPA kurang bagus dan jarang mendapatkan ranking maka untuk bisa bersaing mendaftar di FK-UI sepertinya tidak masuk akal. Karena harus berhadapan dengan orang lain yang mungkin saja memang jurusan ipa dan selalu rangking teraras dari berbagai sekolah favorit pula.

Nah, disini sebenarnya sudah bisa dilihat bahwa sudah ada "seleksi alam' yang tidak kasat mata bahkan sudah berlaku sejak jauh hari sebelum berlangsungnya SNMPTN. Hanya orang nekat saja
yang kemudian mendaftar ke FK-UI padahal nilai IPA-nya selalu jeblokngkin dari kelas X sampai kelas XII. Mungkin saja ia bisa diterima namun kemungkinan sangat kecil karena passing grade (PG) untuk FK-UI di tahun 2008 saja 51,25% yang merupakan salah satu PG teratas di seluruh Indonesia. Untuk orang-orang yang nilai IPA-nya sedikit di atas rata-rata mungkin bisa memilih FK-UI di pilihan yang pertama dari dua pilihan, sedangkan pilihan yang kedua dipilih yang PG-nya di bawah FK-UI misalnya Fakultas Kedokteran Gigi (FKG)-UGM.

Contoh cara memilih jurusan di atas tidaklah mutlak dan segala kemungkinan tetap bisa terjadi. namun satu hal harus segala kemungkinan tetap bisa terjadi, namun satu hal yang harus diperhatikan adalah bila ingin masuk ke fakultas favorit dengan mudah maka persiapkanlah diri sejak kelas X XSMU. Tidak perlu menunggu ketika di kelas (bimbel) label "intensif" karena persiapan ujian tidak bisa dilakukan secara instan. Kepintaran tidak jauh dari langit, namun perlu diusahakan dengan keringat dan pengorbanan dalam bentuk belajar dengan tekun. Jurusan-jurusan yang terbaik bukanlah tempat bagi orang-orang yang malas belajar, apalagi malas membaca buku. Oleh karena itu, sebenarnya peluang untuk kamu bisa mendapatkan yang terbaik pasti ada jelas tujuannya, rutin, dan konsisten.
Karena pesaingmu sebenarnya bukan orang-orang yang bodoh tapi orang-orang yang malas, Jadi tidak perlu cemas!

!!! D. WILL, Skill, dan Potensial (W-S-P)

Pesaingmu bisa jadi adalah teman-teman yang pintar dan tidak malas sehingga persaingan ketat. Lalu, bagaimana supaya tetap bisa lolos dari lubang jarum dengan mudah? Salah satu jawabannya adalah dengan strategi.
Selain orang yng pintar dan tidak malas, ada dua kategori lagi yaitu orang pintar yang tidak punya strategi. Tentu saja, orang yang memiliki strategi akan memiliki kesempatan jauh lebih besar untuk lolos dan kuliah di tempat yang cocok.

Lalu, apa saja yang harus dipersiapkan sebelumnya? Kamu harus mengetahui keinginan dan minatmu terlebih dahulu(WILL), kemudian mengukur kemampuanmu baik dari sisi akademis maupun finansial (SKill), dan yang terakhir identifikasikan tipe kepribadian atau karaktermu (Potensial).


Potensial penting untuk tujuan panjang karena fakultas yang spesifik nanti akan mengantarkanmu pada pekerjaan yang spesifik pula. Pekerjaan tertentu membutuhkan karakter yang sesuai, misalnya seorang wartawan harus memiliki kepekaan sosial dan kemampuan komunikasi tinggi. Kecocokan ini kaitannya dengan
kepuasan psikologis dalam bekerja (pshychological well being). Dengan tercapainya kepuasan kerja maka sisi kehidupan yang lain pun akan menjadi lebih positif.

Konsep Will-Skill-Potential (WSP) ini digagas sebagai jawaban atas berbagai keluhan-keluhan, misalnya seperti seorang siswa yang diterima disebuah fakuktas favorit namun setelah berjalan beberapa bulan ia mendaftar lagi di tahun berikutnya supaya bisa pindah fakultas. Tentu saja hal seperti ini patut disayangkan karena waktu satu tahun terbuang
begitu saja karena siswa tidak tahu sisi minatnya (W). Kasus yang lain adalah ketika seorang siswa memilih untuk mendaftar di sebuah fakultas favorit dengan grade (PG) yang tinggi di pilihan yang pertama, dan pada pilihan yang kedua ia justru memilih fakultas dengan PG yang lebih tinggi lagi. Tentu saja ketika ia tidak diterima di pilihan pertama, bukannya
tertampung di fakultas pilihan kedua, namun yang terjadi adalah ia tidak lolos sama sekali.

Banyak siswa yang tidak tahu dan tidak dapat mengukur tingkat kemampuannya (S) dengan "level" passing grade fakultas, meskipun tidak mutlak namun indikator ini tetap sangat penting. Kasus lain yang lebih parah adalah ketika seseorang yang merasa ketika awal masuk kuliah sudah sesuai dengan minatnya (W) dan kemampuannya pun memadai (S) namun setelah lulus kuliah dan bekerja sesuai bidangnya ia merasa tidak puas,
justru kemudian ia pindah ke pekerjaan lain yang memuaskan dirinya yang tidak ada hubungannya dengan latar belakang pendidikannya. Dalam hal ini faktor PP (Potential) dari orang tersebut tidak sinkron.

Sehingga dengan adannya keseimbangan (balance) antara tiga faktor, yaitu W, S, dan P diharapakan seseorang akan memperoleh keinganannya untuk belajar bidang studi tertentu, sesuai dengan kemampuannya. Pada akhirnya, ketika sudah lulus ia mendapatkan pekerjaan yang sesuai pula dengan karakternya.


Penyusun :Bondhan Kresna W,S.Psi
Penyunting :Fenita Agustina
Perancang Sampul :Ferli Achirulli
Perancang Isi :Ferli Achirulli & Lailia Rachmani

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Cetakan 1,2010

Penerbit Jogya Great!Publisher (Anggota IKAPI)
Gedung Galangpress Center
Jl.Mawar Tengah No.72,Baciro, Yogyakarta 55225
Email :Greatpublisher@gmail.com
Copy Right @silviasyahla.yahoo.com